Jika didasarkan pada penelusuran sejarah, maka Jahe bisa dikatakan berasal dari India. Tanaman ini, pada perkembangannya, kemudian menyebar ke kawasan lain lewat campur tangan para pedagang. Kini, jahe sudah didapatkan hampir di aneka macam pecahan dunia tergolong Indonesia. Ia berkembang subur di negeri kita alasannya memang termasuk selaku tumbuhan tropis. Jahe ini terkenal dipakai selaku herba obat maupun penyedap rasa kuliner. Ia dikenali karena rasa hangatnya yang khas. Nah, untuk pemahaman yang lebih lanjut, silahkan simak uraian penjabaran jahe berikut ini.
Nama Latin Serta Taksonomi Jahe
Dalam kajian ilmiah, para peneliti tidak banyak memakai nama Jahe. Istilah ini cuma populer dalam keseharian penduduk . Adapun nama ilmiah dari jahe ini sendiri yaitu Zingiber officinale Rosc. Sementara itu, nama lain jahe dari banyak sekali penggalan dunia anta lain Ginger (Inggris), Helia/Aliya/Halia (Melayu), Cay Gung (Vietnam), Khing (Thailand), Luya/Laya?Giya (Filipina), Jiang (China) dan Shouga (Jepang).
Adapun pembagian terstruktur mengenai Jahe dalam ilmu botani sebagai berikut:
Morfologi Jahe
Dari pembagian terorganisir perihal jahe di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa beliau berkerabat dengan beberapa tumbuhan lain ialah Balakota, Lempuyang Gajah, Lempuyang Pahit, Lempuyang Wangi, Bangle dan masih banyak lagi lainnya. Ciri dan morfologis jahe juga bisa dikenali dari penjabaran di atas. Jahe merupakan flora dengan bunga dan biji yang tunggal. Akarnya berupa rimpang. Bagian inilah yang lebih banyak didominasi dimanfaatkan. Bagian batang tumbuhan jahe berbentukbatang semu yang terdiri atas daun yang saling membungkus satu sama lainnya. Ketinggian batang jahe bisa meraih 100 cm. Apabila didasarkan pada warna bunganya, maka tumbuhan jahe ini dibagi ke dalam dua kelompok merupakan yang berbunga putih dan jahe yang berbunga merah. Kobarnya jahe berbunga merah ini akan membuat rimpang yang jauh lebih pedas ketimbang tanaman jahe dengan warna putih.
Nama Latin Serta Taksonomi Jahe
Dalam kajian ilmiah, para peneliti tidak banyak memakai nama Jahe. Istilah ini cuma populer dalam keseharian penduduk . Adapun nama ilmiah dari jahe ini sendiri yaitu Zingiber officinale Rosc. Sementara itu, nama lain jahe dari banyak sekali penggalan dunia anta lain Ginger (Inggris), Helia/Aliya/Halia (Melayu), Cay Gung (Vietnam), Khing (Thailand), Luya/Laya?Giya (Filipina), Jiang (China) dan Shouga (Jepang).
Adapun pembagian terstruktur mengenai Jahe dalam ilmu botani sebagai berikut:
- Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
- Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
- Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
- Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
- Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
- Sub Kelas: Commelinidae
- Ordo: Zingiberales
- Famili: Zingiberaceae (suku jahe-jahean)
- Genus: Zingiber
- Spesies: Zingiber officinale Rosc.
Morfologi Jahe
Dari pembagian terorganisir perihal jahe di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa beliau berkerabat dengan beberapa tumbuhan lain ialah Balakota, Lempuyang Gajah, Lempuyang Pahit, Lempuyang Wangi, Bangle dan masih banyak lagi lainnya. Ciri dan morfologis jahe juga bisa dikenali dari penjabaran di atas. Jahe merupakan flora dengan bunga dan biji yang tunggal. Akarnya berupa rimpang. Bagian inilah yang lebih banyak didominasi dimanfaatkan. Bagian batang tumbuhan jahe berbentukbatang semu yang terdiri atas daun yang saling membungkus satu sama lainnya. Ketinggian batang jahe bisa meraih 100 cm. Apabila didasarkan pada warna bunganya, maka tumbuhan jahe ini dibagi ke dalam dua kelompok merupakan yang berbunga putih dan jahe yang berbunga merah. Kobarnya jahe berbunga merah ini akan membuat rimpang yang jauh lebih pedas ketimbang tanaman jahe dengan warna putih.